Membuat hoax tidak menjadikan seseorang mendapatkan keuntungan apapun, kecuali kesenangan semu karena "hasil karya"nya beredar luas di internet. Sementara itu, ribuan bahkan jutaan orang yang bekerja pada industri yang berkaitan, mengalami kerugian karena produknya tiba-tiba saja tidak laku. Sementara ribuan orang yang lain mengalami kecemasan (fraud) akibat membaca HOAX tersebut. Oleh karena itu dalam menerima informasi hendaknya dilakukan Cross-Check terlebih dahulu terhadap kebenaran isi pesan tersebut, jangan langsung percaya, apalagi langsung memforwardnya dan yang paling penting, memakai logika atau nalar kita.
Hoax itu bisa juga di SMS, misalnya seperti pada hari raya, lalu anda mendapatkan sms yang berisi kata2 serta dibilang jika tidak melanjutkan memforwardnya maka anda akan terkena sial, tapi jika anda memforwardnya minimal kebeberapa nomor, maka anda akan mendapatkan pahala, lalu disertai kesaksian2 bahwa si A kena sial karena tidak memforward, lalu si B dapet pahala karena memforward dan yang diuntungkan jelas provider karena akan ada rantai bercabang terus menerus.
Hoax tidak harus berhubungan dengan dunia komputer, boleh kesehatan, keuangan, kemanusiaan, atau bahkan tentang cuaca. Bisa jadi yang sepele tapi setiap hari digunakan orang, dan tujuannya untuk menakuti orang, ciri-cirinya yaitu dengan membuat keyakinan pembaca agar seperti benar dan logis contohnya yaitu dengan menggunakan istilah ilmiah, mencampurkan informasi yang benar dan bumbu kebohongannya, memberikan data-data berupa angka, menambahkan alamat kantor berita di internet, memberikan "solusi", menambahkan kata-kata ajaib dengan memberikan kesaksian palsu, dan memberikan efek forward misalnya seperti didapat dari millis yang berkaitan, kalangan eksklusif, dan atau dari profesional atau para ahli.
Kita pun seringkali menerima email yang memperingatkan akan adanya ancaman dari suatu virus komputer, atau warning sejenis lainnya. Namun demikian, seringkali warning ini tidaklah benar adanya, melainkan sekedar ingin membuat orang menjadi cemas dan panik.
Ciri-ciri :
- Didistribusikan via email dan seringkali memanfaatkan media mailing list.
- Isinya berisi pesan yang membuat cemas, panik para pembacanya.
- Diakhiri dengan himbauan agar si pembaca segera memforwardkan warning tersebut ke forum yang lebih luas.
- Biasanya pengirim awal hoax ini tidak diketahui identitasnya.
Tapi apa alasan orang lebih mudah percaya berita hoax berdasarkan sisi psikologi?
- Keterbatasan Informasi. Kita percaya berita hoax bukan karena kita mudah dibohongi tapi karena keterbatasan arus informasi yang datang.
- Tingkat popularitas informasi. Ternyata, pemberitaan yang terus menerus dapat membuat manusia jadi tertutup pada kebenaran, lho!
- Ketertarikan. Kita lebih tertarik dengan berita hoax karena topiknya yang menarik dan unik. Makanya dengan mudah langsung percaya dengan hoax.
- Confirmation bias. Kalau berita hoax tersebut berkaitan dengan hal yang dipercaya, maka kebohongan akan lebih mudah diterima.
Karenanya banyak sekali hoax yang membuat resah masyarakat. Ada baiknya kita periksa dulu kebenaran informasi yang kita terima jika mempunyai ciri-ciri tersebut diatas, sebelum mem-forwardnya ke orang lain. Misalnya, dengan bantuan google.com, kita bisa mengidentifikasi apakah informasi tersebut hoax atau bukan. Biasanya dengan mengetikkan kata kunci berupa judul informasi tersebut ditambah kata hoax, maka akan banyak situs yang membahas mengenai informasi tersebut.
Jadi, beragam sampah semacam itu memang mungkin sekali ditemukan di internet. Tapi tentu saja, itu tak perlu membuat kita gentar menerima arus deras informasi yang disediakannya. Selalu ada yang bisa kita lakukan dalam menghadapi hoax seperti ini. Pertama, jangan telan mentah-mentah sebuah informasi yang datang kepada Anda di internet, meski datangnya dari teman anda sendiri. Naikkan naluri detektif Anda saat menemukan kata "forward", nuansa negatif pemberitaan, dan sumber yang tak jelas. Kedua, tajamkan pemikiran kritis Anda. Perhatikan baik-baik argumen yang ada dalam email. Ingat, ciri utama sebuah hoax adalah ketidakkonsistenan logika. Ketiga, jangan ragu-ragu melakukan pemeriksaan silang. Bukalah situs instansi yang berkaitan. Kunjungi situs-situs yang memang khusus membahas hoax.
See more :
http://senirupa.itb.ac.id/antosan/?page_id=367#sthash.TBpYWmoh.dpuf
http://www.tribunnews.com/techno/2015/12/02/empat-alasan-seseorang-mudah-percaya-berita-hoax?page=2b
https://purna.wordpress.com/2006/12/07/tentang-hoax/
http://www.madinaonline.id/s5-review/isu-media/hoax-sesat-dan-menyesatkan/
Share: